Keluh si wanita bodoh

Apakah hanya saya, wanita terbodoh di dunia, yang terombang ambing dengan cinta semu? Apakah hanya saya, yang senantiasa berusaha terbaik, menyayangi tanpa pamrih namun bahkan sekedar kata2 untuk bersama di masa depanpun tak mendapat perjuangan dari sang kekasih? Apakah hanya saya? Yang hampir 1/3 hidup saya, saya habiskan untuk menyayangi, kemudian patah hati, lalu kembali jatuh hati dan lagi-lagi patah hati..

Kadang-kadang saya iri, kepada wanita2 keras kepala itu. Yang begitu percaya kepada keberhasilan cinta mereka, yang begitu keras merongrong sang kekasih, sehingga mau tidak mau sang kekasih harus mengikuti mau mereka. Saya iri. Namun apalah saya ini, senjata feminitas apa yang saya miliki selain kebaikan dan pengampunan yang seluas samudra.

Lihat saja si A, seenaknya saja dia melenggang pergi dari hidup saya, dengan alasan orang tua tidak merestui, menafikan penantian saya yang terlampau lama. Dan karena kebaikan saya, saya ampuni dia. Dia bahkan dengan ceria menasehati saya, kamu kelak akan bertemu dengan orang yang tepat.

Bullshit.

Ataaau, masih ingat si B? Yang berbusa busa menyatakan bahwa sayalah yang dia cari, bahwa dia akan menerima saya apa adanya. Sekelebat dia menghilang karena kesalahan saya. Yah, memang semua itu kesalahan saya. Lama tak nampak, lalu dia muncul memohon maaf, entahlah, mungkin dukun nikahnya meminta dia untuk meminta maaf kepada wanita di ujung timur yang menyimpan dendam dan kebencian untuknya? Wanita dengan aura hitam yang mungkin mengganggu pernikahannya?

Lalu yang dia dapati apa? Senyum manis saya, saya memaafkannya, “hakmu mas untuk meninggalkanku,” kata saya waktu itu. Aduhai~ layaknya sahabat lama, kami kembali bercerita dengan mesra. Apakah hanya saya?

Lalu lagi-lagi, muncul seorang dambaan hati, dengan kebaikan hati dan keteguhan, mencairkan hati saya yang sebenarnya tidak mau berkasih. Pesona perhatiannya, kasihnya kepada saya, tidak mungkin melunturkan pemikirannya bahwa tidak ada masa depan bagi kami. Lalu mengapa saya tidak meninggalkannya? Bahkan ketika saya menyadari dia juga memberikan harapan kepada wanita yang lainnya?

Baiknya hati saya…. kelapangan hati yang seluas samudra ini, pengampunnya saya, dengan tulus menafikan hancurnya hati, demi apa yang mereka palsukan sebagai cinta dan kasih sayang.

Apakah ada wanita sebodoh saya selain saya sendiri? Dengan kebaikan dan hati saya yang pemaaf, saya mengeruk jurang kesedihan saya sendiri.

Kekasih, setelah semua itu berakhir, pernahkah saya terlintas di pikiran kalian? Pernahkah kalian kemudian menyadari betapa baik dan tulusnya sayang yang saya tawarkan kepada kalian? Pernahkah kalian berpikir apa yang kalian lakukan tidak patut dimaafkan, tapi tetap saja saya maafkan?

Saya yakin kalian tidak pernah berpikir atau bahkan sedikitpun menyesalkan apa yang kalian lakukan terhadap saya. Karena memang, ya, kalian benar. Hanya saya, wanita terbodoh di dunia, yang hanya memiliki kebaikan hati dan pemaaf~ Ya, hanya saya.

One thought on “Keluh si wanita bodoh

Leave a comment